Hampir semua wanita ingin memiliki tubuh langsing. Berbagai cara mereka
lakukan untuk mengurangi lemak dalam tubuh. Namun tahukah Anda, memiliki
lemak terlalu tipis akan mempengaruhi siklus menstruasi?
Mempunyai
lemak di perut, paha, lengan, atau pipi tidak berarti buruk. Lemak
merupakan bahan baku pembuatan hormon. Maka jangan heran bila wanita
yang memiliki lemak sedikit atau terlalu kurus, siklus menstruasinya
menjadi tidak teratur karena haid dipengaruhi oleh hormon.
Pakar
kesehatan olahraga dari RS Mitra Kemayoran, Dr Michael Triangto, SpKO
berbagi cerita mengenai seorang atlet pelari marathon yang ditanganinya
ketika masih menjadi calon dokter spesialis. Wanita berumur 19 tahun itu
tidak pernah 'datang bulan' karena lemaknya sangat tipis.
Ia
mengatakan bahwa saat itu sedang ada Pekan Olahraga Nasional (PON).
Semua daerah mengirimkan wakil mereka untuk bertanding merebut
kejuaraan. Salah satu atlet yang ikut dalam kompetisi tersebut adalah
gadis muda dengan tubuh kurus dan tidak tinggi. Dia berhasil menjadi
juara lari marathon tingkat nasional. Namun ternyata setelah cek
kesehatan, gadis ini memiliki hormon yang sangat rendah.
"Dia
lemaknya tipis sekali, nggak pernah mens selama 19 tahun, kenapa? Karena
efek tadi lemaknya itu terlalu tipis sampai-sampai dia tidak mendapat
haid teratur bahkan nggak pernah dia mens," papar Dr Michael Triangto,
SpKO, ketika berbincang dengan wolipop di gedung Persatuan Bulutangkis
Seluruh Indonesia (PBSI), kawasan Cipayung, Jakarta Timur, Kamis
(13/12/2012).
Pria yang hobi membaca dan olahraga itu menuturkan
biasanya orang yang menjadi atlet dari daerah berasal dari warga tidak
mampu. Mereka menjadi atlet untuk menghidupi keluarganya. Makanya,
mereka kurang memperhatikan kesehatan sehingga gizi dan fisiknya tidak
baik. Bahkan tidak hanya haid saja yang akan mengalami gangguan kalau
lemak terlalu sedikit, tapi tulang pun lebih mudah rapuh.
"Waktu
diperiksa hormonnya rendah sekali, meskipun (umur) 19 tahun, tulangnya
berusia 47 tahun karena lemaknya terlalu tipis," ujar Dr Michael dengan
nada prihatin.
Untuk itu, Anda harus menjaga asupan makanan yang
sehat, aktivitas fisik, serta banyak edukasi agar pemikiran semakin
terbuka yang dapat mempengaruhi kesehatan. Pola pikir yang benar bisa
membuat hidup Anda jauh lebih sehat.
"Tetap latihan, asupan
makanan dijaga, dan edukasi. Jadi edukasi ini paling penting karena
dengan edukasi kita bisa mengubah pola pikir yang bersangkutan," urai Dr
Michael memberikan saran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar